Kamis, 02 Januari 2014

Pinjam-meminjam

Salah satu hal yg tidak saya sukai di dunia ini adalah ketika ada barang-barang milikku dipinjam.
Kenapa? Yah, jelas aja karna kadang barang itu kembali tidak ‘utuh’ lagi. Contohnya komik atau novel. Pernah nih dipinjam sama temen, tapi pas dibalikin sampulnya terlipat. Ada juga yg dibalikin tapi keadaannya udah lecek banget. Malah ada yg tidak kembali. Nah, yg begini nih yg bikin bete.
Saya termasuk orang yg cukup menjaga barang milik sendiri. Makanya sebel banget pas ada barang yang dipinjam, baliknya udah gak sama lagi. Makanya, sejak mengalami hal yg menyebalkan saya memutuskan untuk “menjadikan barang milikku lengkap”. Biar aku sendiri gak perlu minjem.
Salah satu sisi negatif pinjam meminjam barang adalah, harus dikembalikan. Itu artinya kita hanya bisa memiliki suatu barang dengan batas waktu tertentu. Kalau saya meminjam novel milik orang lain, terus novelnya itu menarik, dalam hati saya sering bilang. “Aku mau ini jadi milikku”. Tapi kan gak boleh ya. Itu kan punya orang. Mau gak mau harus dibalikin. Makanya lebih enak punya sendiri kan.
Tapi hukum di dunia sosialita memang seperti itu. Pasti ada saatnya pinjam meminjam barang. Aku pribadi akan meminjam punya orang lain kalau emang perlu banget. Baju misalnya. Kalau masalahnya adalah kita diharuskan pake baju itu, ada dress code tertentu misalnya, maka wajarlah kita minjem baju. Tapi kalau masalahnya cuma bosan dgn baju-baju kita ya menurutku gak perlu minjem lah. Istilahnya, gak usah bergaya dengan milik orang lain. Kan ada kebanggan tersendiri kalo pake baju punya sendiri.
Dan aku juga harus lebih sabar dalam meminjamkan barang ke orang lain. Mau gak mau pasti ada sesuatu yg hilang, rusak, atau berubah saat barang itu dikembalikan. Asal jangan lupa dibalikin aja. Peminjam yg tidak mengembalikan, itu artinya ‘minta’ dong. Haha..
Oke. Itulah sedikit pendapatku tentang pinjam-meminjam barang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar