Salah satu hal yg tidak saya sukai
di dunia ini adalah ketika ada barang-barang milikku dipinjam.
Kenapa? Yah,
jelas aja karna kadang barang itu kembali tidak ‘utuh’ lagi. Contohnya komik
atau novel. Pernah nih dipinjam sama temen, tapi pas dibalikin sampulnya
terlipat. Ada juga yg dibalikin tapi keadaannya udah lecek banget. Malah ada yg
tidak kembali. Nah, yg begini nih yg bikin bete.
Saya termasuk orang yg cukup
menjaga barang milik sendiri. Makanya sebel banget pas ada barang yang
dipinjam, baliknya udah gak sama lagi. Makanya, sejak mengalami hal yg
menyebalkan saya memutuskan untuk “menjadikan barang milikku lengkap”. Biar aku
sendiri gak perlu minjem.
Salah satu sisi negatif pinjam
meminjam barang adalah, harus dikembalikan. Itu artinya kita hanya bisa
memiliki suatu barang dengan batas waktu tertentu. Kalau saya meminjam novel
milik orang lain, terus novelnya itu menarik, dalam hati saya sering bilang. “Aku
mau ini jadi milikku”. Tapi kan gak boleh ya. Itu kan punya orang. Mau gak mau
harus dibalikin. Makanya lebih enak punya sendiri kan.
Tapi hukum di dunia sosialita
memang seperti itu. Pasti ada saatnya pinjam meminjam barang. Aku pribadi akan
meminjam punya orang lain kalau emang perlu banget. Baju misalnya. Kalau
masalahnya adalah kita diharuskan pake baju itu, ada dress code tertentu
misalnya, maka wajarlah kita minjem baju. Tapi kalau masalahnya cuma bosan dgn
baju-baju kita ya menurutku gak perlu minjem lah. Istilahnya, gak usah bergaya
dengan milik orang lain. Kan ada kebanggan tersendiri kalo pake baju punya
sendiri.
Dan aku juga harus lebih sabar
dalam meminjamkan barang ke orang lain. Mau gak mau pasti ada sesuatu yg
hilang, rusak, atau berubah saat barang itu dikembalikan. Asal jangan lupa
dibalikin aja. Peminjam yg tidak mengembalikan, itu artinya ‘minta’ dong. Haha..
Oke. Itulah sedikit pendapatku tentang
pinjam-meminjam barang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar