Minggu, 19 Mei 2013

그분이와 나 Part 1

Hm.. hari ini kita ngomongin apa ya? Sebenarnya saya mau curhat sih. Tapi ini juga bingung mau mulai dengan kata-kata seperti apa? Jadi saya mengetik random dulu ya. Dan saya yakin ini akhirnya akan kepanjangan. Hihihi. Ga papa lah. Blog, blog saya kok. :P


Ngomongin tentang curhat. Biasanya orang-orang akan bercerita tentang lawan jenis. Hehehe. Yes, that’s it! I want to share about my feeling to him. Kenapa baru sekarang? Karena sekarang kami sudah putus. Jadi saya ingin ada sesuatu kenangan yang bisa saya ingat. :)
Saya cuma mau menyimpan cerita-cerita ini di suatu tempat. Tidak ingin diketahui orang banyak, tapi juga tidak ingin ini hilang begitu saja. Jadi saya pikir, saya akan bercerita di blog ini. Kalau kebetulan ada orang yang saya kenal, atau orangnya sendiri membaca ini. Ndak papa lah. Toh ini blog juga untuk dibaca kan.
Oke, haruskah kita mulai sekarang?
Hm.. mari kita mulai dari surat. Ya, saya menulis sebuah surat sebelum dia pergi kuliah di pulau seberang. Dua lembar kertas. Rencana awalnya, saya ingin mengungkapkan semua yang saya rasakan terus saya kirim ke dia. Tapi saya bukan orang yg punya nyali besar. Seberapa keras saya mencoba, saya tidak berani mengirimnya. Sampai akhirnya surat itu cuma terselip di buku. Kemudian terlupakan dan baru teringat sekarang. Membacanya lagi membuat saya tersenyum sendiri. Mengingat bagaimana saya bisa jatuh cinta seperti itu. Rasanya senang, sedikit malu-maluin tapi juga indah.
Yah, sesuatu yg benar-benar berkesan. :’)
Isi suratnya, hm.. Tentang sebuah cerita, bagaimana aku suka sama dia. Dan mungkin tidak ada yg tahu kalau saya suka dia lebih dulu sebelum saya jadian sama mr.AI. Yah, seperti itulah.
(Maaf, kalau ceritanya berbelit-belit. Saya orangnya tidak bisa langsung bercerita blak-blakan.)
Ketika saya putus dgn pacar pertama, saya tidak tahu apa saya sanggup punya hubungan baru lagi dgn orang lain. Apalagi saya orangnya tidak mudah jatuh cinta. Saya terlalu kecewa ketika kepercayaan saya disalahgunakan.
Lalu kenapa saya mau menerima dia? As the second boyfriend? Jawabannya karena itu tadi. Saya sudah menyukainya sejak lama. Bahkan sebelum dia tahu namaku. Sebelum kita sekelas. Sebelum kita dekat. Tidak ada yg tahu kalau saya suka memperhatikan dia dari jauh. Setiap kali dia jadi pengibar bendera, atau dia lewat depan kelas, atau di kantin, atau di mana saja, saya selalu memperhatikan. “Ah, orang ini benar-benar menarik”. Begitu yg selalu muncul di pikiranku. 
Wah, bisa bayangkan bagaimana perasaanku waktu tahu saya sekelas dengannya? Woah. Seperti ada orang yang selama ini hanya kau kagumi di TV terus keluar muncul dan duduk di sebelahmu. Jarak kita cuma beberapa baris bangku. Orang yg selama ini cuma bisa saya lihat dari jauh, sekarang bisa saya ajak bicara. Bisa diajak bercanda. Bisa diajak smsan. Seneng? Banget! 
Ah. Saya bahkan tidak bisa menggambarkannya dengan benar. Tdk akan bisa kau bayangkan bagaimana senangnya bisa menjalani hari-hari bersama orang yg selalu kau kagumi dari jauh. Saya semakin bersemangat ke sekolah. Semakin rajin belajar. Rangkingku sampai naik drastis. Dari kelas satu selalu rangking belasan, sekarang naik jadi rangking 5. Woah. Saya berpikir, apa ini karena dia? Entahlah. Saya mungkin berpikir terlalu jauh. 
Sempat terpikir juga seperti, “Aah, saya ingin punya pacar seperti dia”. Soalnya dia tampak sempurna di mata saya. Sejauh dari kelas satu, saya cuma menatapnya saya berpikir dia orang yg baik. Setelah mengenalnya lebih dekat. Saya jadi semakin kagum ketika menemukan kebaikan-kebaikannya. Hari ini saya menemukannya sangat keren dengan kostum paskib, besok saya menemukannya sebagai ketua kelas yg sangat memikirkan teman2, dan besoknya pasti ada lagi kebaikan-kebaikan lain.
Sesuatu yang jarang saya temui. Sesuatu yg unik. Ah, disini saya mulai sadar. Saya menyukai dia. Ya, saya sudah coba menyangkalnya berkali-kali. Mencari-cari kekurangan yg dia miliki. Tapi sejauh yg saya lakukan, saya cuma menemukan kebaikan. Dan memaklumi apa pun kekurangannya. Dan kemudian saya sadar, saya sudah menyukainya terlalu dalam. Ya, saya sudah memastikannya berkali-kali. Saya bisa merasakannya. Berbagai debaran-debaran aneh, senyum, kagum, bangga.
Tapi juga perasaan kecewa. Saya menyukai orang ini. Tapi, saya tidak percaya diri dengan diri sendiri. Saya memperhatikan di sekitarnya selalu dikelilingi cewek-cewek cantik, tajir, berbakat, dan menyenangkan. Sedangkan saya? Apa yg bisa saya banggakan? Cantik? Hm.. cewek-cewek itu lebih cantik. Uang? Jangan harap saya bisa seperti mereka. Bakat? Memang saya punya bakat apa? Kecuali duduk diam di sudut ruangan memperhatikan apa yg dilakukan teman-teman. Sesekali saya bergabung juga sih dengan teman-teman. Tapi saya selalu merasa, ah saya tidak perlu ada di sini. Mereka sudah cukup bersenang-senang dengan mereka sendiri. Yah, tapi saya coba juga sekali-sekali. Untuk menjalin persaudaraan. Karena saya sayang mereka. ^^
Tapi saya terlalu pandai menyembunyikan perasaan sendiri. Jadinya saya hanya menanggungnya sendiri. Tidak ada yg tahu. Ini pertama kalinya saya menceritakan perasaan ini. Bahwa saya menyukai seseorang, tapi tidak punya keberanian bahkan untuk sekedar menunjukkannya. Saya benar-benar merasa ‘kalah’. Saya merasa saya bukan tipenya. Saya cuma berharap saya bisa menjadi teman baiknya. Berharap dia tidak membenci saya. Karena mengobrol dengannya sangat, apa yah. Menyenangkan? Yah seperti itu mungkin. Saya bahkan berusaha sekeras yg saya bisa menyembunyikan debaran-debaran yg muncul saat ada di dekatnya.
Sampai sekarang saya terbiasa menyembunyikan semua perasaan itu. Orang lain juga tidak ingin tahu kan? Apa untungnya mereka tahu? Kecuali saya nantinya jadi malu karena menyukai orang dengan level jauh di atasku. Lalu kenapa saya membuka semuanya sekarang? Hm.. Tidak tahu juga. Mungkin sudah tidak ada lagi artinya bagi dia? Karena kelihatannya dia sedang hepi-hepinya dengan status jomblonya. Saya pernah stalking TL-nya. Heheh. Sekarang tidak lagi, soalnya ada sedikit denyutan rasa sakit tiap kali mengingatnya.
Okay. Ini dulu untuk saat ini. Saya lebay ya? Tapi saya juga tidak tahu harus menceritakannya seperti apa, jadi biarlah saya jadi lebay saja. Saya bermaksud membagi semua cerita saya dengannya. Tapi bertahap ya. :) 

Ah, saya punya soundtrack untuk cerita ini. 
Dari M.Signal - 모르나 봐 (You Don't Know) 

그분이와 나 (Dia dan Aku)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar