Jumat, 31 Mei 2013

그분이와 나 Part 4 (Last Part)

Sampai di mana kita? (buka-buka postingan kemaren)
Oke saya sudah ingat. Sekarang kita lanjut lagi curhatan panjang lebarnya.
Setelah part yang penuh emosi, sekarang kita masuk ke part yang tenang. (terdengar suara aliran sungai yang menenangkan ^_^)


Jadi begitulah kira-kira apa yang saya rasakan setelah 3 tahun bersama. Setelah putus pun, saya banyak mengintrospeksi diri. Apakah saya sudah jadi pacar yang baik? Rasanya belum. Karena dia tidak pernah mau membuka dirinya pada saya. Selama 3 tahun pula saya merasa saya masih belum tahu apa-apa tentang dia. Dia cuma cerita ke orang lain. Saya sepertinya tidak bisa dipercaya. Tauk ah. Saya bingung juga.
Seperti di film-film, kalau kita mengenang sesuatu, semua memori-memori kembali teringat di ingatan kita. Teringat semua memori pahit dan manis kita (cieeh). Tapi kenangan itu cuma kenangan. Tidak bisa diubah, cuma bisa dikenang. Tidak bisa diubah, hanya bisa dimaafkan.
Saya ingat bagaimana saya selalu cemburu kalau di kelas, tapi tidak bisa saya ungkapkan dengan kata-kata, karena mereka juga teman saya. Saya ingat bagaimana dia cemburu juga, yang akhirnya membuat saya jadi lebih hati-hati kalau bersama cowok lain. Sampai sekarang saya bahkan terbiasa menjaga jarak dengan cowok. Yaah. Cowok-cowoknya aja yang rese’, malah datang mendekat.
Saya ingat puisi lucu dan polos yg dia tinggalkan di kelas secara tidak sengaja. Yang dibacakan keras-keras oleh yang menemukan, sampai mukanya merah abis.
Saya ingat bagaimana pertama kali saya beranikan diri pegang tangannya (ups). Gemetarannya masih keingat loh. Kayak orang bego saja. Antara ragu-ragu, takut, tapi seneng juga. Hmm.. How about you? 
Saya ingat bagaimana kalau kita ketemu, dia begitu cerewet menumpahkan semua pikiran-pikirannya tentang kuliahnya nun jauh di sana. Sampai saya tidak sempat berbagi cerita saja.
Saya ingat bagaimana saya selalu dicuekin tiap kali dia pulang ke sini. Saya cuma bisa ber-fiuuhh.. Sabaar. Bagaimana kalau saya yg hubungi duluan? (lagi-lagi saya duluan).
Saya ingat, bagaimana tiap kali saya mengeluh, selalu ditanggapi dengan sabar walaupun jawabannya kadang nyebelin juga.
Saya ingat ucapan selamat malam dan selamat pagi yang saya kirimkan yg tidak pernah ditanggapi. Yg bahkan saya tidak tahu apakah dibaca atau tidak.
Saya ingat semua lagu-lagu yang saya kirim buat dia, semua lagu yg mengingatkan betapa saya bersyukur bisa bertemu dengannya dan memilikinya, walau cuma sebentar.
Saya ingat satu lagu yang dia kirimkan Gone, Gone, Gone by Phillip Phillips yang membuat saya menitikkan air mata saat pertama kali mendengarkannya. Karena saya benar-benar butuh pegangan dari orang yang tepat, yang bisa saya percaya. Orang yang saya percaya tidak banyak, dia berada di urutan pertama.
Saya ingat ketika pertama kali putus, saya seperti melepas pegangan dan seperti mau jatuh tiap hari. Sesak nafas tiap hari. Benar-benar seperti orang yg kehilangan tujuan. Tapi pelan-pelan saya tahu saya akan bangkit. Saya yakin itu.
Yah, itu semua cuma kenangan-kenangan yang hanya bisa diingat. Dikenang. Dan dimaafkan tiap kesalahan yang ada di dalamnya. Sekarang kita tidak bisa membuat kenangan seperti itu lagi. Saya juga sebenarnya takut kalau kita masih lanjut, apakah kita akan benar-benar jodoh? Karena kalau tidak bukankah akan sangat menyakitkan? Karena sekuat apapun perasaan 2 insan, kalau bukan jodohnya tidak akan bisa bersatu. Sejauh apapun kita berusaha mendekatkan diri.
Jadi sekarang saya cuma bisa berdoa buat dia. Semoga dia baik-baik saja di sana. Selalu sehat dan bahagia. Semua cita-citanya tercapai dan rejekinya selalu lancar.
Semoga dia mendapatkan jodoh yang baik. Baik dalam artian jodoh yg beriman, mampu menjaganya, dan merupakan orang yang benar-benar dia butuhkan. Semoga jodohnya dimudahkan oleh Allah swt.
Aamiin…
Itu adalah doa terakhirku buat dia. Buat orang yang pernah mewarnai hidupku dengan warna-warna baru yang hangat. Orang yang buat saya merupakan cinta pertama, walaupun sebenarnya bukan. Tapi banyaknya pelajaran hidup yg saya dapatkan bersamanya yg membuat saya berpikir begitu. The best part of my life, as far as I know. :)
Udah selesai. Iya begitu aja. Soalnya saya sudah tidak tahu lagi mau bercerita tentang apa. Yah, kalau kebetulan ada yang baca semua postingan ini dan merasa penasaran, silakan bertanya saja. Saya sudah membuat blog ini dengan nama nansoljighi 솔직히, yang artinya aku jujur. Artinya saya akan menjawab dengan jujur apapun yang ditanyakan, asal melalui blog ini. Karena di sini saja saya berbagi kejujuran. Terima kasih atas perhatiannya.

Sebuah lagu berjudul Honesty by SHINee, menutup curhatan ini. :)


Lagu ini salah satu lagu kesukaan saya. Liriknya benar-benar nyentuh banget. Berasa banget. Silakan coba didengar. Kalau tidak mengerti artinya, silakan cari artinya. Dijamin tidak mengecewakan. :)

그분이와 나 Last Part (Dia dan Aku Bagian Terakhir)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar