Saya tahu saya hanya bisa menuliskannya dengan
aman disini. Jadi saya akan melanjutkan apapun yang saya rasakan tentang dia.
Tentang orang yang selalu mengganggu tidurku bahkan sampai sekarang.
Nonton drama korea lagi. Mengingatkanku akan
hal itu. Mirip banget. Saya jadi berpikir lagi, “Ah, jadi ini yang membuatku
jadi lebih berhati-hati sama dia.”
Foto. Yah, apa kamu ingat bagaimana kamu
memberitahuku bahwa kamu berfoto dengan seorang teman di pantai, dengan latar
sunset, seperti pra-wedding, kemudian diupload ke FB? Apa kamu tahu bagaimana
hancur rasanya? Yang tidak bisa hilang dari pikiranku adalah, kenapa kamu
lakukan semua itu? Apa untuk membuat saya cemburu? Kalau memang benar begitu
maka selamat, kamu tidak hanya membuat saya cemburu tapi juga menghancurkan
kepercayaanku. Kenapa pula kamu memberitahu saya? Kenapa kamu bertanya, “Apa
harus saya hapus”? Yang harus ditanyakan disini adalah: "kenapa kamu bertanya?" Kemudian,,,,, apa kamu ingat kalau kamu tidak mengucapkan kata maaf pada saat
itu?
Kamu mungkin tidak ingat. Tapi saya selalu
mengingatnya. Semenjak saat itu, saya merasa saya berubah. Saya sadar saya
berubah. Saya sadar bahwa saya kehilangan kepercayaan padamu pada saat itu.
Saya sadar. Sangat sadar.
Semenjak saat itu, saya mulai khawatir kalau
kamu tidak memberi kabar. Saya takut kehilangan kamu. Saya takut kamu juga
mungkin berubah. Saya mulai diselimuti rasa gelisah setiap hari. Saya penuh
rasa curiga. Tapi berusaha saya abaikan. Karena bertanya, mungkin akan
mengganggumu dan menambah bebanmu. Sudah bersusah payah kuliah di tempat yang
bagus. Pasti susah. Seandainya saya bisa melihatmu, saya mungkin akan berkata.
“Dia tidak berubah”. Tapi saya tidak bisa melihatmu. Maka apa yang bisa saya
andalkan selain handphone? Apa kamu tahu seberapa kerasnya saya berusaha
membangun kembali kepercayaanku itu?
Saya juga sadar, kalau saya tidak sempurna.
Saya sadar, berapa kali saya membuat kesalahan. Saya tahu, kamu juga memiliki
banyak beban yang tidak ingin saya ketahui. Mungkin, kamu menganggap semua
salam sapaku setiap hari itu hal yang biasa. Tapi itu sebenarnya caraku, untuk
memulai sebuah cerita. Saya ingin tau lebih banyak tentang kamu. Seandainya
kita bisa berkomunikasi dengan baik, bercerita tanpa harus merasa terbebani.
Mungkin akan lebih baik. Seorang perempuan tidak akan pernah mengerti jalan
pikiran seorang laki-laki. Begitupun sebaliknya. Iya kan? :)
Itu mungkin awal saya mulai khawatir. Selanjutnya,
saya cuma bisa mengontrol emosi. Menahan semua rasa cemburu. Bahkan teman
ngobrol yang saya juga tahu itu cuma teman. Atau itu cuma komentar di FB, atau
mention, Saya cemburu. Terlalu sensitif, terlalu labil, terlalu bodoh, terlalu
sayang, atau apapun itu saya tidak tau yang mana. Rumit.
Bagaimana saya harus menjelaskan? Bagaimana
kamu akan menjelaskan? Walaupun saya penasaran dengan semua penjelasanmu, tapi
ini sepertinya tidak penting lagi. Tidak ada lagi yang perlu diperjuangkan di sini.
Semua sudah berakhir. Bahkan saya harus mengingatkan diri saya ratusan kali
tiap harinya. Bahwa ini sudah berakhir.
Tapi tetap, semua paragraf dalam blog ini
muncul begitu saja.
Hanya karena kamu bilang bukan apa-apa, bukan
berarti ini bukan apa-apa.. -49 Days-
그분이와 나 Part: Memory (Dia dan Aku Bagian: Memori)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar