Senin, 12 Agustus 2013

그분이와 나 Part: Memory

Saya tahu saya hanya bisa menuliskannya dengan aman disini. Jadi saya akan melanjutkan apapun yang saya rasakan tentang dia. Tentang orang yang selalu mengganggu tidurku bahkan sampai sekarang.

Nonton drama korea lagi. Mengingatkanku akan hal itu. Mirip banget. Saya jadi berpikir lagi, “Ah, jadi ini yang membuatku jadi lebih berhati-hati sama dia.”
Foto. Yah, apa kamu ingat bagaimana kamu memberitahuku bahwa kamu berfoto dengan seorang teman di pantai, dengan latar sunset, seperti pra-wedding, kemudian diupload ke FB? Apa kamu tahu bagaimana hancur rasanya? Yang tidak bisa hilang dari pikiranku adalah, kenapa kamu lakukan semua itu? Apa untuk membuat saya cemburu? Kalau memang benar begitu maka selamat, kamu tidak hanya membuat saya cemburu tapi juga menghancurkan kepercayaanku. Kenapa pula kamu memberitahu saya? Kenapa kamu bertanya, “Apa harus saya hapus”? Yang harus ditanyakan disini adalah: "kenapa kamu bertanya?" Kemudian,,,,, apa kamu ingat kalau kamu tidak mengucapkan kata maaf pada saat itu?
Kamu mungkin tidak ingat. Tapi saya selalu mengingatnya. Semenjak saat itu, saya merasa saya berubah. Saya sadar saya berubah. Saya sadar bahwa saya kehilangan kepercayaan padamu pada saat itu. Saya sadar. Sangat sadar.
Semenjak saat itu, saya mulai khawatir kalau kamu tidak memberi kabar. Saya takut kehilangan kamu. Saya takut kamu juga mungkin berubah. Saya mulai diselimuti rasa gelisah setiap hari. Saya penuh rasa curiga. Tapi berusaha saya abaikan. Karena bertanya, mungkin akan mengganggumu dan menambah bebanmu. Sudah bersusah payah kuliah di tempat yang bagus. Pasti susah. Seandainya saya bisa melihatmu, saya mungkin akan berkata. “Dia tidak berubah”. Tapi saya tidak bisa melihatmu. Maka apa yang bisa saya andalkan selain handphone? Apa kamu tahu seberapa kerasnya saya berusaha membangun kembali kepercayaanku itu?
Saya juga sadar, kalau saya tidak sempurna. Saya sadar, berapa kali saya membuat kesalahan. Saya tahu, kamu juga memiliki banyak beban yang tidak ingin saya ketahui. Mungkin, kamu menganggap semua salam sapaku setiap hari itu hal yang biasa. Tapi itu sebenarnya caraku, untuk memulai sebuah cerita. Saya ingin tau lebih banyak tentang kamu. Seandainya kita bisa berkomunikasi dengan baik, bercerita tanpa harus merasa terbebani. Mungkin akan lebih baik. Seorang perempuan tidak akan pernah mengerti jalan pikiran seorang laki-laki. Begitupun sebaliknya. Iya kan? :)
Itu mungkin awal saya mulai khawatir. Selanjutnya, saya cuma bisa mengontrol emosi. Menahan semua rasa cemburu. Bahkan teman ngobrol yang saya juga tahu itu cuma teman. Atau itu cuma komentar di FB, atau mention, Saya cemburu. Terlalu sensitif, terlalu labil, terlalu bodoh, terlalu sayang, atau apapun itu saya tidak tau yang mana. Rumit.
Bagaimana saya harus menjelaskan? Bagaimana kamu akan menjelaskan? Walaupun saya penasaran dengan semua penjelasanmu, tapi ini sepertinya tidak penting lagi. Tidak ada lagi yang perlu diperjuangkan di sini. Semua sudah berakhir. Bahkan saya harus mengingatkan diri saya ratusan kali tiap harinya. Bahwa ini sudah berakhir.
Tapi tetap, semua paragraf dalam blog ini muncul begitu saja.

Hanya karena kamu bilang bukan apa-apa, bukan berarti ini bukan apa-apa.. -49 Days-


그분이와 Part: Memory (Dia dan Aku Bagian: Memori)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar