Kali ini saya akan bercerita tentang apapun yang ada
di pikiran saya. Soal runtut tidaknya jalan cerita selanjutnya saya tidak
peduli. Hak saya untuk menulis apa saja di blog ini bukan? :P
Saya tidak suka jika ada orang yang mencoba
menebak-nebak apa yang ada dalam pikiran saya. Maka dari itu, ketika orang
mencoba menebak saya akan berkata itu salah. Itu tidak benar. Walaupun pada
kenyataannya terkadang mereka memang benar.
Saya tidak suka keramaian. Saya orang yang
penyendiri. Ketika berada ditengah keramaian, sebuah konser, acara, atau
pernikahan misalnya sebisa mungkin saya menghindar. Entah seberapa pun orang-orang
kecewa jika saya tidak datang, saya juga tidak peduli.
Saya tidak suka dibantu. Saya suka melakukan segala
hal sendirian. Saya merasa senang apabila saya bisa melakukan semuanya dengan
tangan saya sendiri.
Walaupun begitu, saya suka membantu. Saya akan
dengan senang hati membantu orang-orang yang meminta saya. Asalkan mereka
meminta. Itu saja.
Saya suka memperhatikan orang lain. Memperhatikan gerak-gerik
mereka. Saya mampu membaca sifat orang-orang dari sikap, cara bicara, cara
bergerak, nada suara, warna suara, terutama dari isi pembicaraan. Mereka mudah
sekali ditebak.
Saya memang tidak suka dibantu,
tapi saya senang jika ada yang tanpa diminta membantu saya. Itu wujud
kepedulian yang nyata. Karena sangat jarang ada orang yang mau memperhatikan
saya. Maka, dengan membantu saya tanpa diminta itu berarti mereka memperhatikan
saya walaupun sekilas.
Saya orangnya pemilih. Saya memilih
teman yang saya sukai, berdasarkan sifat mereka. Namun, bukan berarti saya
tidak mau berteman dengan yang tidak saya sukai. Semua orang memiliki bagian
yang disukai dan tidak disukai dari diri mereka.
Saya cenderung tertutup. Saya hanya
menceritakan isi hati saya pada orang yang tepat. Orang yang saya percaya,
orang yang saya sukai, serta yang paling penting orang yang bertanya “Kenapa?”.
Saya tidak akan bercerita tanpa
ditanya. Karena menurut saya, mereka bertanya karena mereka ingin tahu. Jika tidak
ingin tahu, kenapa diceritakan? Maka dari itu, kadang saya sering ditegur, “Kenapa
ndak bilang?”. Yah, saya cuma bisa minta maaf. Dalam hati saya pasti berkata, “Soalnya
kamu tidak bertanya. Kupikir kamu tidak mau tahu.”
Saya suka berbagi konsep
pemikiran. Berdebat tentang hal itu. Walaupun di kehidupan nyata, saya belum
pernah mengalaminya. Karena orang-orang itu egois. Mereka cenderung
menyampaikan pemikiran mereka tanpa mendengarkan pemikiran orang lain.
Ada kalanya, ketika saya mencoba
membuat percakapan tentang pemikiran ini, mereka malah keasyikan memaparkan
konsep yang mereka pikirkan, ketimbang mendiskusikan apa yang menjadi
pendapatku sendiri. Pada titik ini, saya akan berubah menjadi pendengar.
Ya, saya pendengar yang baik. Jadi
pendengar yang baik itu mudah. Cukup menanggapi dengan “oh”, “masa?”, “terus?”,
“jadi karena itu”.
Yah, dengan mendengar, saya juga
belajar. Begini toh yang selama ini orang-orang pikirkan, jika situasinya
seperti ini. Maka saya dapat pelajaran baru lagi. Ya. Saya belajar dari kalian
teman-teman. Saya belajar tentang kehidupan dari kalian. Dari berbagi
pengalaman dan pemikiran. Walaupun dominan pengalaman kalian sih sebenarnya.
Saya suka membayangkan situasi. Jika
sesuatu terjadi di sekeliling saya, saya akan berkata pada diri sendiri, “Apa
yang akan saya lakukan jika saya berada situasi yang sama?”
Saya suka musik. Saya berharap
suatu hari saya bisa memainkan instrumen. Dari dulu saya terpesona pada gitar. Saya
ingin sekali bisa bermain gitar. Saya bahkan sempat menabung untuk membeli
gitar, namun tidak kesampaian karena selalu ada kebutuhan lain. Yah, saya berharap
dapat gitar dalam bentuk hadiah, atau hibah, atau apalah.
Saya tidak suka orang yang gemar
mencampuri urusan orang lain. Misalnya tiba-tiba ikut mention di twitter,
ikut2an masuk dalam cerita. Atau ketika saya sedang serius bercerita face to
face dengan teman, tiba-tiba muncul berkata, “Apa dibahas ini?”. Pada titik
ini, saya refleks terdiam. Dan tersenyum agar tidak menyakiti perasaannya. Biarkan
saja teman yang meladeni.
Saya orang yang gampang
speechless. Bahkan refleks saya ketika kaget adalah, diam tak bergerak. Ketika marah
juga, diam. Mungkin hanya ekspresi wajah yang bisa menggambarkan apa yang
sedang saya rasakan.
Tapi saya paling jago menyembunyikan
perasaan. Saya bisa mengontrol mood saya. Bahkan dalam kondisi terburuk saya,
saya masih bisa terlihat bahagia di depan teman-teman. Inilah mungkin yang
menyebabkan mereka sulit memahami saya. Saya jadi sering dibilang aneh. Karena gampang
berubah mood.
Saya suka surprise. Surprise bukan
berarti, yang bikin jantung mau copot. Tapi surprise yang menyenangkan, kejutan yang manis, seperti
misalnya surprise ultah. Atau hadiah. Saya juga suka sekali hadiah, hadiah
ultah, atau hadiah di hari apapun. Sekecil apapun, saya pasti menghargainya. Intinya
saya suka pemberian. Dalam bentuk benda, lagu, puisi, ataupun sekedar ucapan
selamat malam. Childish, but I like it somehow.
Terakhir mungkin, saya suka jadi spesial.
Saya berharap ada orang yang benar-benar menganggap saya spesial dalam
hidupnya. Seorang teman pernah berkata kepada saya. “Beruntunglah orang yang
bisa mendapatkanmu”. Saya selalu ingat perkataan itu. saya selalu ingat
orangnya. Saya berharap ada orang yang benar-benar berkata “Aku beruntung bisa
bersamamu”. Bukan sekedar perkataan gombal. Tapi apresiasi dari sikap dan
tindakan juga perlu. Saya benar-benar berterima kasih jika ada yang bisa
menganggap saya spesial. Mengingat saya hanyalah orang biasa. Cantik rata-rata.
Pintar juga rata-rata. Harta juga tidak bisa dibilang kaya. Prestasi juga tidak
ada yang bisa dibanggakan. Makanya saya akan menghargai jika ada yang
menganggap saya spesial dalam hidupnya.
Terima kasih untuk orang-orang
yang membuat saya belajar akan hidup. Dalam hidup ini saya masih akan terus
belajar tentang who I am, or who I suppose to be. Belajar bagaimana bersikap. Belajar
bagaimana berbicara. Dan seterusnya.
Saya berharap saya punya orang
yang bisa berbagi semua yang tuliskan di atas. Betapa menyenangkan jadinya pasti.
Karena masih banyak yang harusnya saya tuliskan namun tidak sempat terpikirkan.
Bercerita adalah pilihan yang bagus, bukan?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar