Rabu, 14 Agustus 2013

Yang Selalu Ada di Pikiranku

Kali ini saya akan bercerita tentang apapun yang ada di pikiran saya. Soal runtut tidaknya jalan cerita selanjutnya saya tidak peduli. Hak saya untuk menulis apa saja di blog ini bukan? :P

Saya tidak suka jika ada orang yang mencoba menebak-nebak apa yang ada dalam pikiran saya. Maka dari itu, ketika orang mencoba menebak saya akan berkata itu salah. Itu tidak benar. Walaupun pada kenyataannya terkadang mereka memang benar.
Saya tidak suka keramaian. Saya orang yang penyendiri. Ketika berada ditengah keramaian, sebuah konser, acara, atau pernikahan misalnya sebisa mungkin saya menghindar. Entah seberapa pun orang-orang kecewa jika saya tidak datang, saya juga tidak peduli.
Saya tidak suka dibantu. Saya suka melakukan segala hal sendirian. Saya merasa senang apabila saya bisa melakukan semuanya dengan tangan saya sendiri.
Walaupun begitu, saya suka membantu. Saya akan dengan senang hati membantu orang-orang yang meminta saya. Asalkan mereka meminta. Itu saja.
Saya suka memperhatikan orang lain. Memperhatikan gerak-gerik mereka. Saya mampu membaca sifat orang-orang dari sikap, cara bicara, cara bergerak, nada suara, warna suara, terutama dari isi pembicaraan. Mereka mudah sekali ditebak.
Saya memang tidak suka dibantu, tapi saya senang jika ada yang tanpa diminta membantu saya. Itu wujud kepedulian yang nyata. Karena sangat jarang ada orang yang mau memperhatikan saya. Maka, dengan membantu saya tanpa diminta itu berarti mereka memperhatikan saya walaupun sekilas.
Saya orangnya pemilih. Saya memilih teman yang saya sukai, berdasarkan sifat mereka. Namun, bukan berarti saya tidak mau berteman dengan yang tidak saya sukai. Semua orang memiliki bagian yang disukai dan tidak disukai dari diri mereka.
Saya cenderung tertutup. Saya hanya menceritakan isi hati saya pada orang yang tepat. Orang yang saya percaya, orang yang saya sukai, serta yang paling penting orang yang bertanya “Kenapa?”.
Saya tidak akan bercerita tanpa ditanya. Karena menurut saya, mereka bertanya karena mereka ingin tahu. Jika tidak ingin tahu, kenapa diceritakan? Maka dari itu, kadang saya sering ditegur, “Kenapa ndak bilang?”. Yah, saya cuma bisa minta maaf. Dalam hati saya pasti berkata, “Soalnya kamu tidak bertanya. Kupikir kamu tidak mau tahu.”
Saya suka berbagi konsep pemikiran. Berdebat tentang hal itu. Walaupun di kehidupan nyata, saya belum pernah mengalaminya. Karena orang-orang itu egois. Mereka cenderung menyampaikan pemikiran mereka tanpa mendengarkan pemikiran orang lain.
Ada kalanya, ketika saya mencoba membuat percakapan tentang pemikiran ini, mereka malah keasyikan memaparkan konsep yang mereka pikirkan, ketimbang mendiskusikan apa yang menjadi pendapatku sendiri. Pada titik ini, saya akan berubah menjadi pendengar.
Ya, saya pendengar yang baik. Jadi pendengar yang baik itu mudah. Cukup menanggapi dengan “oh”, “masa?”, “terus?”, “jadi karena itu”.
Yah, dengan mendengar, saya juga belajar. Begini toh yang selama ini orang-orang pikirkan, jika situasinya seperti ini. Maka saya dapat pelajaran baru lagi. Ya. Saya belajar dari kalian teman-teman. Saya belajar tentang kehidupan dari kalian. Dari berbagi pengalaman dan pemikiran. Walaupun dominan pengalaman kalian sih sebenarnya.
Saya suka membayangkan situasi. Jika sesuatu terjadi di sekeliling saya, saya akan berkata pada diri sendiri, “Apa yang akan saya lakukan jika saya berada situasi yang sama?”
Saya suka musik. Saya berharap suatu hari saya bisa memainkan instrumen. Dari dulu saya terpesona pada gitar. Saya ingin sekali bisa bermain gitar. Saya bahkan sempat menabung untuk membeli gitar, namun tidak kesampaian karena selalu ada kebutuhan lain. Yah, saya berharap dapat gitar dalam bentuk hadiah, atau hibah, atau apalah.
Saya tidak suka orang yang gemar mencampuri urusan orang lain. Misalnya tiba-tiba ikut mention di twitter, ikut2an masuk dalam cerita. Atau ketika saya sedang serius bercerita face to face dengan teman, tiba-tiba muncul berkata, “Apa dibahas ini?”. Pada titik ini, saya refleks terdiam. Dan tersenyum agar tidak menyakiti perasaannya. Biarkan saja teman yang meladeni.
Saya orang yang gampang speechless. Bahkan refleks saya ketika kaget adalah, diam tak bergerak. Ketika marah juga, diam. Mungkin hanya ekspresi wajah yang bisa menggambarkan apa yang sedang saya rasakan.
Tapi saya paling jago menyembunyikan perasaan. Saya bisa mengontrol mood saya. Bahkan dalam kondisi terburuk saya, saya masih bisa terlihat bahagia di depan teman-teman. Inilah mungkin yang menyebabkan mereka sulit memahami saya. Saya jadi sering dibilang aneh. Karena gampang berubah mood.
Saya suka surprise. Surprise bukan berarti, yang bikin jantung mau copot. Tapi surprise yang menyenangkan, kejutan yang manis, seperti misalnya surprise ultah. Atau hadiah. Saya juga suka sekali hadiah, hadiah ultah, atau hadiah di hari apapun. Sekecil apapun, saya pasti menghargainya. Intinya saya suka pemberian. Dalam bentuk benda, lagu, puisi, ataupun sekedar ucapan selamat malam. Childish, but I like it somehow.
Terakhir mungkin, saya suka jadi spesial. Saya berharap ada orang yang benar-benar menganggap saya spesial dalam hidupnya. Seorang teman pernah berkata kepada saya. “Beruntunglah orang yang bisa mendapatkanmu”. Saya selalu ingat perkataan itu. saya selalu ingat orangnya. Saya berharap ada orang yang benar-benar berkata “Aku beruntung bisa bersamamu”. Bukan sekedar perkataan gombal. Tapi apresiasi dari sikap dan tindakan juga perlu. Saya benar-benar berterima kasih jika ada yang bisa menganggap saya spesial. Mengingat saya hanyalah orang biasa. Cantik rata-rata. Pintar juga rata-rata. Harta juga tidak bisa dibilang kaya. Prestasi juga tidak ada yang bisa dibanggakan. Makanya saya akan menghargai jika ada yang menganggap saya spesial dalam hidupnya.
Terima kasih untuk orang-orang yang membuat saya belajar akan hidup. Dalam hidup ini saya masih akan terus belajar tentang who I am, or who I suppose to be. Belajar bagaimana bersikap. Belajar bagaimana berbicara. Dan seterusnya.

Saya berharap saya punya orang yang bisa berbagi semua yang tuliskan di atas. Betapa menyenangkan jadinya pasti. Karena masih banyak yang harusnya saya tuliskan namun tidak sempat terpikirkan. Bercerita adalah pilihan yang bagus, bukan?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar