Dengan bodohnya saya sms kamu duluan kemarin.. Entahlah.
Saya juga antara sadar dan tidak, tapi kita jadi ngobrol.
Sebenarnya saya sedikit merasa bersalah karna
rasanya saya tidak membalas smsmu sebelumnya dengan benar. Jadi saya rasa, saya
harus balas dengan baik hari ini. Sedikit memaksakan diri juga. Soalnya saya
menahan semua rasa sakit hanya untuk membaca semua sms-smsmu, kemudian
membalasnya.
Kenapa rasanya sakit? Karena saya benar-benar kangen
sama kamu. Saya sudah berusaha sekuat tenaga kemarin-kemarin untuk melupakan
kamu. Kemudian kamu muncul, seperti membawa harapan. Harapan yang rasanya tidak
ingin saya percaya.
Karena saya capek menata hati. Tolong jangan membuka
kembali harapan-harapan yang ingin saya kubur. Karena jika ini tidak bisa, maka
sebaiknya tidak usah. Mari kita saling melupakan. Mari kita saling menjauh. Saya
memang belum bisa melupakan. Tapi, saya ingin terus mencoba. Saya tidak mau
terus terjebak dalam harapan yang mungkin saja memang tidak ada.
Saya terlalu takut untuk memulai sesuatu kembali. Terlalu
takut. Kalau saya saja tidak punya kepercayaan diri seperti ini, apa kamu
sanggup menangani? Akan butuh sesuatu yang lebih kuat dari sekedar keinginan. Karena
kesempatan kedua belum tentu sebaik yang pertama.
Jadi tolong, menjauhlah. Sejauh yang kamu bisa. Sejauh
yang aku bisa. Saya tidak mau ada penyesalan.
그분이와 나 Part: Hope
(Dia dan Aku, Bagian: Harapan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar